Rahim Pengganti

Bab 69 "Kecemburuan Bian"



Bab 69 "Kecemburuan Bian"

0Bab 69     

"Kecemburuan Bian"     

Tangan sebelah kiri Bian, mengambil tangan Caca dan mengecupnya dengan penuh mesra. Mendapatkan perlakuan seperti itu membuat seketika pipi Caca merona. Tak membutuhkan banyak waktu, keduanya sudah sampai di sebuah tempat yang tidak terlalu ramai tapi juga tidak sepi. Saat turun, menurut Caca tempatnya sangat bagus dan rapi, cocok untuk mereka yang membawa anak makan di tempat seperti ini.     

"Ayo!!" ajak Bian. Pria itu langsung mengandeng tangan istrinya untuk masuk ke dalam. Seorang pelayan langsung menyambut mereka. Bian segera memberitahukan pesanannya, sebelumnya Bian sudah lebih dulu meminta Andrian untuk mengurus semuanya. Ini juga teman yang di rekomendasikan oleh Elang dan Jodi, menurut mereka tempat ini sangat cocok saat Bian mengajak anaknya juga.     

Senyum mengembang diantara keduanya. Mereka di bawa ke tempat yang sesuai untuk Melody. Anak bayi itu masih terjaga, padahal biasanya Melody akan mulai tidur kalau jam malam seperti saat namun, karena ingin bersama dengan kedua orang tuanya membuat Melody masih terjaga.     

"Silakan!"     

Caca segera mengambil menu dan memberikan Melody kepada Bian, dengan cepat Caca memberitahukan pesanan untuk mereka.     

"Baik di tunggu ya Mbak, permisi," ucap pelayan tersebut.     

Carissa menggeser duduknya, dan mendekat ke arah sang suami yang sedang bermain dengan Melody. Tempat ini ada dua tipe, yang duduk di bangku dan juga lesehan. Bian memilih lesehan, sehingga jika Melody ingin tidur bisa lebih nyaman.     

"Matanya seger banget sih dek," ucap Caca.     

"Kakak dong. Jangan adek," balas Bian.     

"Apa beda Mas. Sama aja loh, cuma panggilan aja," jawab Carissa.     

"Bedalah. Kalau adek, entar yang terakhir. Kalau kakak kan bisa banyak nanti adeknya."     

Mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Bian, membuat Caca hanya bisa geleng geleng kepala. Wanita itu tidak habis pikir dengan apa yang di ucapkan suaminya itu. Bian memang makhluk Tuhan yang paling bisa bikin kesal.     

"Astaga Mas. Ini masih satu bulan, ya ampun kamu itu yaa," ucap Caca kesal. Sedangkan Bian seolah tidak peduli, ketika keduanya sedang asyik bercengkrama dengan Melody. Seseorang dari arah samping berteriak memanggil Caca.     

"Carissa!!" pekiknya dengan kuat, sehingga membuat Caca langsung menoleh ke arah suara. Senyum lebar di wajah Carissa terlihat sangat jelas, orang tersebut langsung menghampiri Caca dan Bian.     

"Mas Adit!!" panggilnya.     

Pria yang bernama Adit itu segera mendekat, dan memeluk Carissa. Keduanya saling berpelukan, hal itu sontak membuat mata Bian melotot tajam. Pria itu tidak suka dengan apa yang dilihat saat ini, rasanya darah yang ada di seluruh badan Bian mendidih melihat interaksi keduanya.     

"Ehem!!" dehaman tersebut, membuat Caca ingat jika saat ini dirinya tidak seolah diri. Ada sang suami yang pasti sudah memasang wajah garangnya.     

Caca melepaskan pelukannya. Lalu menoleh ke arah sang suami yang sudah terlihat tidak baik baik saja.     

"Mas Adit, kenalin ini suami aku. Mas Bian ini Mas Adit, sahabat aku di panti," ucap Carissa. Adit tersenyum lalu mengangkat tangannya, dengan ogah ogahan Bian menyambut tangan tersebut.     

"Fabian suami Carissa," ucapnya dengan menekan kata 'suami' Adit di sana hanya tersenyum jahil, pria itu sangat yakin jika suami dari sahabatnya ini sedang cemburu.     

"Aditia sahabat dekat Carissa."     

Kedua pria itu saling melempar pandangan, melihat hal itu membuat Carissa sedikit takut. Adit sejak dulu selalu terkenal jahil, dan Caca takut jika suaminya akan terpancing dan menimbulkan kekacauan.     

***     

Sejak tadi Bian hanya bisa menahan dirinya, Adit dengan sengaja duduk di meja mereka hal itu membuat Bian tidak suka. Bukan karena dirinya bersikap posesif kepada istri tapi karena melihat tingkah Adit yang selalu sok asyik dengan mereka.     

"Anak kamu gemoy banget Ca. Ya ampun ntar kalau anak aku cowok kita jodohkan ya," ucap Adit.     

"Tidak perlu," jawab Bian dengan nada dingin.     

"Mas!!" tegur Caca.     

Bian menatap ke arah istrinya, dia tahu jika Carissa tidak suka jika dirinya berkata seperti itu. Namun, hal itu semakin membuat Adit bersemangat menganggu Bian yang terlihat sekali menahan kesalnya sejak tadi. Sebagai seorang pria dia tahu, bagaimana sikapnya jika ada orang yang mencoba dekat dengan istrinya.     

Melody yang sedang menyusu pada Bunda membuat Bian menujukkan perhatian kepada sang istri. Pria itu mulai menyuapi Carissa, untuk makan juga.     

"Aku bisa sendiri Mas," ucap Caca.     

"Gak apa apa. Biar Mas yang suapi. Kamu kan lagi menyusui Melody," ujar Bian. Sontak saja hal itu membuat pipi Caca bersemu merah, melihat hal ini membuat Adit tersenyum.     

Pria itu tahu semua yang terjadi, ya siapa yang tidak mengenal Aditia Maruli seorang pebisnis kuliner terbaik di ibu kota. Apalagi mengenai skandal yang heboh baru baru ini, Adit awalnya marah besar saat tahu mengenai Caca sebagai istri kedua. Pria yang dulu sempat memiliki rasa dengan Caca, tapi terhalang dengan perbedaan membuat Adit menganggap Caca sebagai adiknya.     

***     

"Makasih ya Mas. Ya ampun, aku gak nyangka ternyata Mas yang punya tempat sebagus ini," ujar Caca.     

"Santai. Kita udah lama gak ketemu, dan sebagai pertemuan pertama apa salahnya seorang yang dulu dekat mentraktir," jawabnya sembari melirik ke arah Bian yang sudah memasang wajah kesalnya.     

"Saya masih mampu untuk membayar semuanya. Anda tidak perlu repot," jawab Bian dengan nada kesal.     

"Ha ha ha. Santai!! Aku juga tahu kok, sekaya apa kamu. Hanya saja tidak ada salahnya kan."     

"Mas Bian," ucap Caca. Bian menatap ke arah sang istri, pria itu mengerti dengan tatapan Caca seperti ini.     

Ketika ketiganya asyik mengobrol, seorang wanita dengan perut yang membesar datang dan duduk di samping Adit. Sontak saja hal itu membuat Bian terkejut.     

"Kenalin istri saya Sonya."     

Mendengar kata istri, raut wajah Bian yang sudah masam berubah menjadi biasa biasa saja, hal itu membuat Adit rasanya ingin tertawa besar. Suami sahabatnya ini sungguh, sangat lucu jika sedang cemburu.     

"Kak Sonya yang anak chers itu, kan?" tanya Caca.     

"Aku kira kamu tidak ingat Ca," jawabnya.     

Kedua wanita itu, saling bercerita banyak hal. Mengenang masa sekolah yang begitu indah. Sedangkan Bian dan Adit hanya diam menyaksikan istri mereka.     

"Tenang bro. Gue udah nikah, salah kalau loe cemburu sama gue," ledek Adit. Mendengar nada ledekan dari pria yang ada di depannya saat ini membuat Bian mendengus kesal.     

***     

Keduanya segera pulang, karena hari semakin larut. Kasihan Melody yang sudah tertidur dalam dekapan sang Bunda. Sepanjang perjalanan, tidak henti hentinya Carissa menceritakan semuanya. Bahkan terlihat sangat bahagia sekali wanita itu saat ini, melihat hal itu membuat Bian tersenyum bahagia.     

Namun, Bian sedikit bingung kenapa istrinya itu bisa mengingat semuanya. Saat lampu merah menyala, Bian menatap ke Carissa.     

"Kenapa Mas?" tanya Carissa.     

"Sejak kapan?"     

###     

Hallo selamat membaca ya, semoga tetap suka. Love you guys, terima kasih. Sehat terus yaa buat kalian...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.